KELAS MENULIS HIMAPBI/ Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1)

Gambar
  Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1) Gusman Azis Kenapa disarankan untuk menulis? Karena dengan menulis, kita tidak akan dibunuh dunia. Disarankan selalu menemukan ruang untuk menyusuri sensasi yang sakral. Menulis ialah salah satu pekerjaan yang mulia karena kita ikhlas memperbaiki dunia. Alberthiene Endah (2011) mengatakan "Menulis adalah cara yang indah untuk memperbarui hati dan memperluas cakrawala". Kita lumrah mengeluh menulis, yang amat sangat meremehkan menulis. Kenapa orang lain bisa menulis, sedang kita tidak bisa? Dan kenapa orang lebih memilih berbisnis, membuka restoran, atau jadi profesional sukses di perusahaan multinasional ketimbang memilih untuk sepenuhnya menekuni dunia menulis? Itu serangan yang sulit untuk ditepis, karena hal itu menyangkut dengan pilihan dan jalan hidup tiap orang. Kita sebagai manusia yang keras kepala dengan dunia yang menyengat sejak kecil, jangan selalu nyaris terpengaruh bahwa menulis bukanlah aktivitas yang hidup. Bukan ak...

WEJANGAN PARA AHLI SASTRA



Sastra Menurut Para Ahli

Gusman Azis

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa produk tulisan dan lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam keindahan melalui kekuatan bahasa. Pengertian tersebut diperkuat oleh Sumardjo dan Saini (1997: 3) yang berpendapat bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Mengapa bentuknya bisa secara bersamaan imajinasi dan data yang real? Karena ada jenis sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data yang real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar tersaji dengan bahasa yang ringan dan gurih dan lebih menggugah pembacanya. Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat mencerminkan kenyataan. Seperti pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra mempunyai kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural. Sederhananya, sastra dapat menjadi saksi dan komentator membuat peristiwa jadi kenangan dalam kehidupan manusia.

Pengertian sastra adalah hal yang tidak berhenti dibicarakan sepanjang masa dan sejarah umat manusia. Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan dengan pendapat para pelaku dan perkembangan zaman. Sehingga, untuk mengetahui perkembangannya, ada baiknya kita mengetahui berbagai pendapat para ahli.

Mursal Esten (1978: 9) berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.

Terry Eagleton (2010) sastra merupakan karya tulisan indah yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.

Atar Semi uatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium (1988: 8 ).

Panuti Sudjiman sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya (1990 : 68).

Sejarah kemunculan sastra sebenarnya sudah cukup tua. Cikal bakalnya muncul ketika filsuf Yunani, Aristoteles (384-322 sM) lebih dari 2000 tahun yang lalu telah menulis buku yang berjudul Poetica (bahasa Yunani) yang berarti: puisi, penulis, pembuat. Tulisan ini memuat tentang drama tragedi dan teori literatur pada umumnya.

Selanjutnya, istilah Poetica dalam kesusastraan disebut dengan bermacam istilah. Misalnya, W.H. Hudson menyebutnya dengan studi literatur. Literature sendiri berasal dari bahasa latin literatura yang berarti belajar, menulis atau tata bahasa.

Rene Wellek dan Austin Warren menamainya dengan literatur/sastra. Sedangkan Andre Lefevere, menyebutnya dengan pengetahuan literatur. Sedangkan A. Teeuw menggunakan istilah ilmu sastra.

Pengertian sebelumnya jika diperhatikan banyak yang mengacu pada karya imajinatif yang bersifat indah. Itu karena bidang ini sering dicap dengan jenis imajinatifnya seperti prosa fiksi dan puisi. Padahal tulisan non imajinatif dan non-fiksi juga banyak diciptakan, hanya saja ketika kita menikmatinya kita tidak merasa sedang membaca karya Sastra.

1. Sastra Imajinatif

-Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan Penulisnya dalam bentuk bait-bait yang diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan estetis yang dapat menggugah dan memberikan pesan secara tidak langsung melalui berbagai gaya bahasa. Puisi memiliki jenis yang beranekaragam seperti puisi: epik, lirik, dramatik, dan lain sebagainya.

-Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah tulisan cerita berplot yang dihasilkan dari imajinasi atau cerminan kenyataan yang dapat diambil juga dari data real seperti sejarah. Hanya pelaku, nama tempat atau alur ceritanya saja yang dikarang. Contohnya adalah novel-novel Pramoedya Ananta Toer yang kaya akan sejarah. Prosa Fiksi terbagi menjadi dua, yaitu novel yang ceritanya panjang dan memiliki rangkaian peristiwa yang detail dan lengkap, dan cerita pendek (Cerpen) yang aspek masalahnya sangat dibatasi, sehingga menghasilkan cerita yang jauh lebih pendek dari Novel.

-Drama
Drama adalah kisah yang menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk menyampaikan cerita dan berbagai rangkaian peristiwa yang ada dalam suatu cerita. Drama dibuat dalam bentuk naskah untuk kemudian dilakonkan dalam pementasan Seni Teater atau ditransformasi menjadi Film. Menurut Pradopo drama dibagi menjadi dua jenis, yaitu Drama Prosa dan Drama Puisi. Selanjutnya dapat dikategorisasikan lagi menjadi: komedi, tragedi, melodrama, tragedi-komedi.

2. Sastra Non-Imajinatif

Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata dan didasarkan pada data-data real yang ilmiah. Karya tulis jenis ini mengambil informasi dari sumber terpercaya yang otentik, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menarik dan menggugah pembacanya. Karya sastra non-imajinatif, yaitu esai, kritik, biografi, otobiografi, sejarah, dan lain sebagainya.

Sebelumnya telah banyak disinggung mengenai tentang sastra beserta jenis dan pembagiannya. Selain itu, sastra juga memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan manusia, yaitu fungsi hiburan, pendidikan, keindahan, moral, dan religius. Karya ini tidak hanya memberikan perasaan senang kepada pembaca, namun memberikan pendidikan juga melalui nilai-nilai ekstrinsik yang terkandung di dalamnya.

Sumber:
Wahyuni, Risti. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta: Saufa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELAS MENULIS HIMAPBI/ Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1)

Dari Konteks Bahasa dan Berbahasa, Semua Manusia Punya Potensi untuk Berkembang

KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BERSABDA KARYA GUSMAN AZIS