KELAS MENULIS HIMAPBI/ Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1)

Gambar
  Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1) Gusman Azis Kenapa disarankan untuk menulis? Karena dengan menulis, kita tidak akan dibunuh dunia. Disarankan selalu menemukan ruang untuk menyusuri sensasi yang sakral. Menulis ialah salah satu pekerjaan yang mulia karena kita ikhlas memperbaiki dunia. Alberthiene Endah (2011) mengatakan "Menulis adalah cara yang indah untuk memperbarui hati dan memperluas cakrawala". Kita lumrah mengeluh menulis, yang amat sangat meremehkan menulis. Kenapa orang lain bisa menulis, sedang kita tidak bisa? Dan kenapa orang lebih memilih berbisnis, membuka restoran, atau jadi profesional sukses di perusahaan multinasional ketimbang memilih untuk sepenuhnya menekuni dunia menulis? Itu serangan yang sulit untuk ditepis, karena hal itu menyangkut dengan pilihan dan jalan hidup tiap orang. Kita sebagai manusia yang keras kepala dengan dunia yang menyengat sejak kecil, jangan selalu nyaris terpengaruh bahwa menulis bukanlah aktivitas yang hidup. Bukan ak...

PUISI GUSMAN AZIS DALAM KUMPULAN PUISI SAJAK LANGIT




MENUNTUN HIJRAH

Pada ilalang tandus membuncah resah
Mengais asa yang terbengkalai syahwat
Tak tersangkut tali suci sejak memulainya

Lontaran-lontaran itu mengajak ke dasar
Mengetuk hati untuk menyucikan tangis
Menanam lima tiang penyangga ke langit

Langit itu merintih dan ia berhak merintih
Tak ada tempat seluas lima jari di sana
Kecuali malaikat sedang meletak kening

Menanamlah sebelum pemutus mendekat
Suara meringkik diawali dengan lengking
Dan diakhiri dengan suara tersengal

Polewali Mandar, 26 Februari 2019

ASAL-USUL DATANGKU DAN PENCIPTAKU

kau memunculkan aku dari
perjanjian dinding sakral itu
sementara aku sesuci sunyi

terowongan yang kau siapkan
untukku sebanyak tiga dimensi
di antaranya telah kujajaki

aku tak tahu dirimu berada
tanyaku menyisakan tanda
tanya yang berujung tiada

pengembaraanku telah lanjut
dihimpit batin yang melipat
gulita di persinggahan egoku

asalmu aku singgahi di tiap
monumen kesakralan itu
namun tak ada jejak membekas

Polewali Mandar, 21 Februari 2019

ELEGI MELODI TASBIH

Suara azan ambisi menari
Berirama dengki dengan doa
Mengalung mengiris hati
Musisi-musisi bertangan besi

Diam lebur
Melawan hancur
Peluru mengguyur
Nisan menjamur

Keadilan buta di tangan pendosa
Peri kemanusiaan sirna
Agama tak berdaya
Iba rasa entah di mana

Ini pembantaian
Tolong hentikan penguasa
Ini air mata
Atas nama tuhan

Saudaraku
Kami berduka
Di atas ayat-ayat suci al-Quran

Subhan, 25 Februari 2019

TIGA TUNGKU

menapakkan kaki di pintu surga, hamba berkalang pendosa ditempa tiga tungku ubupan api beraroma kensturi nan wangi

"tungku di dunia"
tungku melebur dosa yang menggelegar merambah batin sepenuh hati dan bumi ditimpa gangguan sebesar duri nan perih

"tungku di barzakh"
tungku memanggang dosa yang tak jariah
kilatan pedang menyabet sekujur tubuh
wasiat akhir mendera dihimpit liang lahat

"tungku di akhirat"
tungku merontokkan dosa sebagaimana sangkakala menggugurkan hari akhir
sihir bermata tiga menuntun petaka fitnah

usailah pemanggangan tiga tungku
belumkah suci?, Jika belum suci, neraka menjadi solusi area karantina yang kekal

Polewali Mandar, 27 Februari 2019

TUHANKU DAN TUHANMU

dia datang dan menyerukan kuasanya
dersik itu membawa pesan dari langit
untuk menanam pancarona di bumi ini

sementara gemintang enggan berkiblat
seruan berjinjit menyepai alam ini
memaksa langkah untuk taklif sesaat

jutaan monumen penyembahan bersajak
saling ayut di tepi barat, selatan, utara, dan timur menebar panasea kesucian

sementara jutaan anak cucu dari jelmaan
manusia pertama bersiasat menuntaskan
tanda tanya, kiblat manakah yang benar?

Polewali Mandar, 22 Februari 2019























Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELAS MENULIS HIMAPBI/ Tradisi Menulis itu Keren (Bagian 1)

Dari Konteks Bahasa dan Berbahasa, Semua Manusia Punya Potensi untuk Berkembang

KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BERSABDA KARYA GUSMAN AZIS