AKU MINTA MAAF
Karya: Gusman Azis
Aku minta maaf
Jika kalimatku memenuhi berandamu
untuk meletak rindu pada koma
Juga menitip cinta pada titik
Sebab mata, hidung, dan telingaku
Tak akan pernah bisa menua
Polewali Mandar, 21 Mei 2019
JIKA KEMATIAN MERENGGUTKU
Karya: Gusman Azis
jika kematian merenggutku
maka cinta merindu untuk keabadianku
dan ia selalu merindu yang telah terjadi
Juga yang sedang terjadi
bahkan yang belum terjadi
maka terciptalah keabadian
aku ingin seperti hari ini
bersua denganmu hanya untuk cinta
meski Tuhan kembali menitip jenuh
rindu dan cinta berdampingan
dari kata dan kalimat yang kekal
menuju ketetapan takdir langit ketujuh
sesungguhnya ia berpusat di wahyu-Nya
Polewali Mandar, 20 Mei 2019
PEREMPUAN BERKERUDUNG SUTRA
Karya: Gusman Azis
Perempuan berkerudung sutra menuju masjid
Menatap senja yang mulai pudar
Di atas kubah bersimbol bulan dan bintang
Perempuan berkerudung sutra menuju gereja
Menatap fajar yang mulai samar-samar
Di atas kubah bersimbol pahatan salib
Aku memandang wajah jelita perempuan itu
Tampak setiap parasnya memahat kelembutan
Menuntun kedatangan fajar dan kepulangan senja
Tak ada perbedaan di antara mereka yang terlihat
Sebab dusta telah lama menjadi senyum
Dan perempuan itu mengenakan sutra merah yang sama
Polewali Mandar, 18 Mei 2019
HIMPUNANKU MENANGIS
Karya: Gusman Azis
Aku datang dengan tubuh yang kosong
Penuh kehampaan mengemas senyum
Kebisingan selalu nyaring tapi terbatas
Aku menyaksikan keramaian namun hening
Tampak orang-orang bertukar nasib
Hingga menyisakan ego bercula badak
Himpunanku menangis dan sampai kapan
Tembok sandaran keluh juga mulai retak
Atap dan lantai merengek dan sampai kapan
Kini hanya semut dan rayap yang mencintainya
Orang-orang itu sudah menjadi patung sawah
Juga aku dan sumur itu ditenggelamkan air matanya
Polewali Mandar, 17 Mei 2019
KAMPUS BIRU
Karya: Gusman Azis
Aku berawal dari ketakutan warnamu
Mencemaskan kumuhmu yang terawat
Tapi tak terduga menginsankan ilmu suci
Engkau menempaku dan mereka
Merajut cipta dengan keheningan batin
Ruang dan waktu terlampaui dalam sadar
Kupilih engkau sebab langit mencintai biru
Asalmu tak kuingin namun yang kutahu
Engkau memayungi perbedaan dalam bait suci
Izinkan aromamu mendatangi ibuku
Untuk mewangikan pintu mimpiku
Sungguh aku mencintaimu kampus biru
Polewali Mandar, 16 Mei 2019
TULISAN BERPUASA
Karya: Gusman Azis
Aku puasakan cintaku juga tulisanku
Dengan segala kesungguhan hatiku
Meletak berkah pada kalimat merindu
Izinkan aku melarutkan air wudu di niatku
Sedari puasa dan cinta mengusap mataku
Menghaluskan senyummu tanpa dusta
Kekasihku kau bentang kerudungmu
Menghadang tulisanku agar berpuasa
Tanganku ingin berhenti namun melanjut
Sungguh kau di aku dan aku di kau
Menarik tulisan kitab tua untuk kita
Menjadikannya makna yang menuntun
Polewali Mandar, 15 Mei 2019
BERPUASA JUGA MENCINTAIMU
Karya: Gusman Azis
Aku berpuasa juga mencintamu
Merindukanmu dengan tarian lapar
Menulismu ketika hati terhalang haus
Bersahaja batinku saat cinta berpuasa
Mengangkat hati juga menggantung niat
Bukan hanya aku, tapi juga mereka
Ketika aku baring menyaksikan tembok
Ingatanku menarik rahasia kokoh-Nya
Menyusun tulisan puasa saat kaki berayun
Aku berpuasa dan juga berbuka
Setelahnya memasuki masjid
Dan mencium keningmu di sajadah
Polewali Mandar, 14 Mei 2019
PUASA BERSAJAK
Karya: Gusman Azis
Aku mengetuk fajar dengan sepiring kata
Mengharuskan kenyang menyapu dahaga
Gelas-gelas bening melarutkan sajak
Selangkangan bersilah menyiapkan bekal
Mengusap niat agar mata dan hati terjaga
Mengheningkan diri mengikuti detak jam
Aku berjalan mengikuti bayang matahari
Mensajakkan puasa dengan usapan dada
Bibir mulai memutih sampai menjingga
Napas tersengal ketika bel mendering di pintu
Menandakan bahwa jamuan sajak tersaji
Menutup puasa dengan memulainya lagi
Polewali Mandar, 13 Mei 2019
TUHAN
Karya: Gusman Azis
Tuhan
Aku seorang pengendara dosa
Apakah aku pantas tiarap di hadapanmu
Tuhan
Aku seorang pengabai perintahmu
Apakah aku bisa mencintai ampunanmu
Tuhan
Apakah aku bisa mengubah
Air mataku dengan bentangan doa
Tuhan
Usapkanlah kasih dan cintamu
Di jiwa yang tak dapat kukendalikan
Polewali Mandar, 12 Mei 2019
KAPAN KAU DATANG
Karya: Gusman Azis
Kekasihku
Kapan kau datang
Membawa cinta
Kekasihku
Kapan kau memelukku
Dengan rindu
Kekasihku
Kapan kau meminang
Janji dan kepastian
Rasa ini menggetarkan kehampaan
Aroma bekas hadirmu menari di ingatanku
Selalu menanti dirimu untuk bayangku
Polewali Mandar, 11 Mei 2019
HURUF-HURUF JURU SELAMAT
Karya: Gusman Azis
Rahasia mim mati menyingkap ilahi
Keharusan tajwid meluruskan bengkok
Nun sukun bertasbih untuk tabir berkah
Merdu seperti suara jangkrik malam
Sedap mengusik sumbatan telinga
Kebisingan lesap seketika lalu mengalun
Setiap huruf-huruf tuntunan menghadang
Hati selalu mengabaikan cinta di lembaran
Mengkumuhkan kerinduan tiap ukirnya
Ketika hati termakan kematian waktu
Lolongan air mata menadah baitnya
Panjang dan pendek juru selamat hati
Polewali Mandar, 10 Mei 2019
SAMPAI KAPAN
Karya: Gusman Azis
Mengasihi jiwa yang mudah terlupa
Keterasingan selalu menghadang
Mematikan sekuntum mata tangis
Aku membelokkan perintahmu
Tapi pintaku bukan sepenuhnya
Hanya seujung jarum yang kusulam
Masih beracun sekujur tubuhku
Penawarmu kau letak di tanganku
Entah sampai kapan aku di perbudak
Tapi katamu tak pernah berakhir
Aku selalu mengulangnya di hati
Seterusnya mengikuti jalan mataku
Polewali Mandar, 9 Mei 2019
BULAN UTUH
Karya: Gusman Azis
Yang ditunggu akhirnya tiba di bulan utuh
Mengendap-endap menampak di kiblat
Mengecil lalu perlahan membesar di hati
Balita, remaja, dewasa, bahkan tua
Menenteng sebait riwayat yang dibisikkan
Menghapus jejak yang menempel di hati
Patokan bulan utuh membatasi godaan
Menjarah bisikan rahasia yang rapuh
Mensiasati niat dengan ajakan pijakan kaki
Siang dan malam menjadi ajang berkah
Membilas ayat saat fajar menjabah hati
Melempar dahaga menuju langit jingga
Polewali Mandar, 8 Mei 2019
SAENAB
Karya: Gusman Azis
Sauh cinta menghuni hulu hatiku
Menumbuhkan mata suci di kau
Cekungan berwarna merah di aku
Seuntai pahatan perempuan itu
Adalah wanita bernama Saenab
Kutadah dan kuelus lekuk utuhnya
Melerai rindu ketika membayang
Membuih aku membaiat tak henti
Kau kuingin dan kuberi yang dijanji
Sauh cinta tiba di hilir hatiku untukmu
Aku dan kau menjadi kisah yang utuh
Membelah pagar melanjutkan rindu
Polewali Mandar, 7 Mei 2019
KHOTBAH CINTA
Karya: Gusman Azis
Mendiang ilahi menyelami bahtera suci
Mempersunting seputik pucuk kelapa
Aku pengkhotbah cinta merawat rindu
Gelora menyapu selaksa endapan lara
Mengisyaratkan pelita di hati terdalam
Menerawang kebutaan gulita gulana
Cerca-mencerca kehitaman membalut
Mengikis ketersisihan jurang kemerahan
Namun cahaya memadatkan putih agung
Daun rindu melepas dahang menguning
Menuju langit tujuh yang dinisankan
Aku pengkhutbah cinta mengayatkan rindu
Polewali Mandar, 6 Mei 2019
JUMAT SAKRAL
Karya: Gusman Azis
Aku bersaksi tak bertanya
Mempercayai keraguanku
Menyimpan keyakinanku
Aku bersaksi tak menjawab
Kebenaran akan jumat sakral
Alam semesta menampak
Aku bersaksi mencintaimu
Kasihmu pengatur kehidupan
Ke jangkauan akal berbatas
Aku bersaksi merindukanmu
Pertolonganmu membuka nalar
Sebab engkaulah tangan semesta
Polewali Mandar, 5 Mei 2019
MAHASISWA INGIN PULANG
Karya: Gusman Azis
Ketika mahasiswa membuka gerbang
Sunggingan bibirnya menarik bahagia
Melepas ikatan putih abu-abu
Ketika mahasiswa melingkar di halaman
Bahagia masih menutup penglihatannya
Menanggung dan menjawab
Ketika mahasiswa berbantalkan amanah
Hatinya dipenuhi amarah yang menumpuk
Melepasnya berarti dia membunuh dirinya
Ketika mahasiswa ingin pulang
Bayangannya menutup gerbang
Akhirnya senyumnya sekusut kertas
Polewali Mandar, 4 Mei 2019
LAYAR KERTAS
Karya: Gusman Azis
Permukaan berkarang menarik ujung tombak
Membelah genangan raksasa nan kebiruan
Kilau perkasa memutih di tiang penarik angin
Lolongan derai ombak bersikukuh dengan layar kertas
Perkakas-perkakas menguatkan taring nahkoda
Bagai kisah Nabi Musa membelah Samudra
Niat menggenangi hati menaklukkan ketakutan
Kedalaman laut disurutkan tekat membaja
Menjaring harapan-harapan yang hanyut
Kerumunan burung mencaci jingga senja
Sebab ia menghalangi karang menyangga laut
Memaksanya ia menepi untuk layar kertas
Polewali Mandar, 3 Mei 2019
PRICILIA INTAN
Karya: Gusman Azis
Datangnya memanah segala damba lelaki
Gadis perawakan lentik mata sipit dan teduh
Ia bernama Pricilia Intan sang pembawa pesan
Kerumunan para gadis kaum pribumi
Disempurnakan paras dan eloknya oleh
Prisilia Intan sang titisan pengikat bias
Ia juga utusan Santa Claus si penebar harapan
Untuk mengubah malam menjadi pagi
Juga menjanjikan malam sebagai kekasih pagi
Hingga aku diajarkannya
Bagaimana cara menikahkan rindu untuk cinta
Juga cara menyatukan kasih dalam perbedaan
Polewali Mandar, 1 Mei 2019
PEREMPUAN-PEREMPUAN PANGGUNG MALAM
Karya: Gusman Azis
malam terdengar menggoda di dentuman
pengeras suara mengepak perempuan-perempuan
mengekang selubung kepiawaian lelaki
pusat birahi mengujung di selangkangan
lakon-lakon melepas pengunci tembang
lenggak-lenggok lampu melepas irama
tampak bulir-bulir kehidupan mengalir
di sekujur tubuh perempuan panggung
malam untuk menetap memanen derita
jika mereka menuding perempuan itu
membunuh malam, aku justru memberikan
penghargaan pembawa cahaya berkah
Polewali Mandar, 30 April 2019
SEMUA AKAN ROBOH
Karya: Gusman Azis
di tengah-tengah gerombolan singa
yang suka menerkam segala daging
hanya menyisakan putih tulang pudar
giginya laksana tombak dan panah
dengan lidah laksana pedang tajam
lubang dan runtuhan menumpuk
di tengah-tengah gerombolan manusia
nampak patung sangat kokoh berderet
menghuni hamparan mendahsyat
kepalanya emas tua bak kilau surga
lengannya perak bak pusat cahaya
roboh jua menjadi tumpukan abu
Polewali Mandar, 29 April 2019
AKU DIA DAN MEREKA MENANTI
Karya: Gusman Azis
Sekali tahun melembar di angka dua belas
Aku menanti bulan sabit menggantung
Bahkan dia dan mereka menarik berkahnya
Sudah semakin dekat angka menggulung jarak
Putaran membuat waktu juga bumi memihak
Kesucian akan tiba di permukaan putih
Aku dia dan mereka menyiapkan hati
Untuk mengais keselamatan yang bertebaran
Bulan juga membelah dan juga membulat
Sungguh permukaan menyelimuti pahala
Tanah memeluk mata air untuk ia basuh
Dan langit menggenggam Lailatul Qadar
Polewali Mandar, 29 April 2019
MENGASUH RINDU
Karya: Gusman Azis
Tak pernah bosan aku mengasuh rindu
Saat senja menjemput malam, aku juga
Saat fajar menjemput pagi, aku juga
Betapa paras setiap sentuhan sejuk rindu
Menghalangi kesenduan yang menghampiri
Membagikan karunia kenyamanan jiwa
Gelisah dan sedih
Perih dan luka
Telah lama kutemukan namun rindu menempuh
Seluruhku sudah menjadi rindu yang karang
Seluruhku sudah direntas gelombang penantian
Menarik garis putih yang erat mengait kau dan aku
Polewali Mandar, 28 April 2019
PEREMPUAN DALAM MIMPI
Karya: Gusman Azis
Seperti keheningan ranggas yang senyap
Ujung dambaku tatkala denyar sangat elok
Malam memelukku dan mimpi kau datangkan
Seperti nyata yang tak pernah terlupa sepi
Kau datang dalam wujud rindu yang tak dini
Aku menikmati hadirmu yang direstui mimpi
Seperti luruh dalam sepasang tatap mata
Begitu masyuk dalam bening mengambang
Kau mendebar larut segala gaduh menggundah
Seperti sebab mencari jawaban atas kau
Aku menggema hingga tembus ke dasar kalbu
Untuk mengenali kedatangan dan keberangkatanmu
Polewali Mandar, 28 April 2019
SENANDUNG SENDU
Karya: Gusman Azis
Lentang sendu bersenandung berpendar
Kerlip kunang-kunang membawa asa
Segala damba membulat dililit cahayanya
Sandaran hati melarik sendu di tepi senyap
Memangkas rindu yang sangat rindang
Sangat tandas temu di lipatan pertama
Kibasan air mata semakin dituntun sendu
Keinginan merindu sentak menderas
Sejenak buyar tapi juga beranjak nampak
Mata jingga melembap ditatap kesenduan
Bagai gerimis meniup roh ke ubun rindu
Engkau menembang genang dalam kenang
Polewali Mandar, 27 April 2019
KIDUNG RINDU
Karya: Gusman Azis
Setiap hela napas menggoyangkan rindu
Mendebat atas perintah kesadaran hati
Kidung-kidung mementaskan kemesraan
Lilitan kehidupan melentur di pergelangan
Melingkar merenggangkan putaran sadar
Waktu menjarak tak berlaku untuk rindu
Kemana diri membawa pantulan bayang
Di situlah pusaran rindu selalu mengabadi
Menunjuk arah yang disiapkan cahaya
Rindu mematah ketetapan yang tak sejalan
Dengannya , itu akan menguatkan nurani
Ia akan selalu beriringan dengan napas
Polewali Mandar, 27 April 2019
CINTA BERSAJAK
Karya: Gusman Azis
Ketika cinta bersajak mengabar rindu
Waktu membunuh jarak dalam sejengkal
Janji bertemu di bibir lalu berikhtiar ke hati
Resah berkumandang mencari tuntunan
Rindu menyampaikan wahyu di kaki hati
Sebait ayat mengalun menjernihkan cinta
Meminang bismillah untuk pintu hati
Menata alif dengan bentangan tali putih
Al-fatihah menuntun cinta menuju Al-ikhlas
Polewali Mandar, 27 April 2019
SULUK CINTA
Karya: Gusman Azis
Sepenggal rindu membayang suluk cinta
Menyulut saga tuntunan hati nan hati-hati
Setiap batang tiang menopang kesetiaan
Kejernihan sepasang mata memantul
Menuju celah cinta yang disiapkan hati
Memecahkan dinding kenikmatan surga
Sungguh nikmat kepunyaan di balik cinta
Tualang adalah dasar penyangga hati
Menuju pencarian hidup yang sebenarnya
Dengan cinta dan dengan sepenggal rindu
Pengagung setia telah membius semesta
Kidung-kidung menyenandung di hati
Polewali Mandar, 26 April 2019
CINTA
Karya: Gusman Azis
Cinta menanti desas-desus perbedaan
Denting hentak mengerang di permukaan
Menuai pinta kasih dalam ayunan sayang
Saat seluruh harap membuih membeda
Menghantam jiwa dengan penyatuan
Aku berada di antara cinta dan dusta
Ikhtiar menggebu di sisi merah dan putih
Siul menangga menghampiri cibir cinta
Aku menguncir keduanya untuk maret
Jawara menenteng cinta untuk dikemas
Agar terjaga dari genggaman pendusta
Rindu pun jadi jalan kemenangan hati
Polewali Mandar, 24 April 2019
RINDU KALENDER MASEHI 1
Karya: Gusman Azis
Ini rindu yang keenam kalender masehi
Tahun yang melewati kabisat di ganjil-genap
Angka lima memeluk rindu kali pertama
Angka lima telah kujadikan peristiwa sakral
Melekat padanya tinta merah untukku
Menjadikannya sebagai romansa menjemput musim
Pergantian ganjil-genap mengabadi di lembaran kelima
Setiap kemundurannya selalu bernostalgia
Untuk menorehkan rindu yang manjamah di lintasnya
Saat ini angka dimulai dengan mengganjil
Membentangkan mistar menuju lembaran kelima
Saat itulah janji kita bertemu untuk disepakati
Polewali Mandar, 23 April 2019
RINDU KALENDER MASEHI 2
Karya: Gusman Azis
Berderet angka-angka dalam dua belas lembar
Setiap persinggahannya di ganjil-genap
Meninggalkan ukir jejak cinta yang merindu
Angka itu tak pernah terhenti membawa cinta
Meskipun tahun dalam lembaran kedua belas
Menemukan ujung penanda, ia tetap melanjut
Kini cinta melakukan kali keenam kembara
Tepat di angka lima dalam lembaran kelima
Dan ia kembali melanjut menjemput romansa
Setelah kalender masehi dan juga hijriah
Menyucikan ikatan dalam tahun kabisat
Cinta dan rindu disepakati takdir Tuhan
Polewali Mandar, 22 April 2019
SANG LABA-LABA
Karya: Gusman Azis
Laba-laba kecil
Menaiki semburan air
Turunlah hujan
Dan menyambut
Sang laba-laba
Terbitlah matahari
Dan mengeringkan
Seluruh hujan
Pulanglah matahari
Dan laba-laba kecil
Menaiki semburan
air lagi untuk menjaring
Polewali Mandar, 21 April 2019
AKU INGIN
Karya: Gusman Azis
aku ingin langit tak lagi
membutakan mataku
sebab dialah pintu
aku ingin bumi tak lagi
mengubur jantungku
sebab dialah singgasana
aku ingin semuanya
memahami segalanya
sebab rasa sakit menguatkan
aku ingin semua penderitaan
lenyap karena cinta
sebab dialah pusat ketenangan
Polewali Mandar, 20 April 2019
AROMA LILIN
Karya: Gusman Azis
Jendela setengah terbuka
Dan ia mengalir keluar
Erangan itu direndam dalam dinding
Dengan deras hujan
Hanya bisa didengar di ruang itu
Aroma lilin di meja tempat tidur
Mewarnai tubuh mereka
Dengan bercak merah
Bergoyang seperti buntut kadal
Menulisnya dengan darah segar
Napas berubah seperti kabut
Pemakan serangga saling menjerat
Polewali Mandar, 19 April 2019
CINTA DAN KEMATIAN
Karya: Gusman Azis
Saat sepasang rindu meminang cinta
Sepertiga malam menengarai kembang
Menyatukan segala manik-manik bahagia
Selebaran beterbangan dipadu kedipan
Tumpul memagar namun telah meruncing
Sunggingan senyum menemukan sejuk
Namun tiba-tiba semuanya sirna tak bertuan
Sepertiga malam tak lagi meminang cinta
Dahaga menyeruput tepat di lintas kematian
Air mata dan senyum dipompa bersamaan
Kematian dan cinta menelusuk kebatinan
Entah siapa yang mengutuk bahtera suci
Polewali Mandar, 18 April 2019
MELATIH HATI UNTUK SETIA
Karya: Gusman Azis
Kupandangi lantai yang beralas keramik
Tampak lekukan persegi menghaluskan
Permukaan yang dijaga elok dahinya
Membuih sorotan abu mengantar rindu
Melicinkan keresahan jiwa agar tak lekan
Mengaksara tiap sudutnya untuk menjaga
Semut datang menyampaikan jawabku
Entah ia mendapati tanyaku darimana
Sehingga setia selalu menyertainya
Dan rasa sakit serta sanak turunannya
Tak lagi bisa memasuki labirin keramik
Sebab kesungguhan hati menjarah setia
Polewali Mandar, 17 April 2019
PENAWAR LARA
Karya: Gusman Azis
Saat nalar melangsungkan lara
Hati dipenuhi kegersangan
Menjangkaunya tak sampai
Hanya cinta yang mampu
Meredakan kehampaan jiwa
Menyuburkan ketandusan
Segala yang menggantung
Di hati diputuskan cahaya
Kesungguhannya menuntun
Tatapanmu tak lagi menyesatkan
Air mata telah dipercikkan cahaya
Bak pinang telah dibelah dua
Polewali Mandar, 16 April 2019
MENEMPUH KESUCIAN CINTA
Karya: Gusman Azis
Sanggar kerinduan memainkan sepasang kekasih
Jilatan cinta semakin meruncing di antara keduanya
Lakon-lakon semakin mengeja kisah di lisan
Tak peduli cerita yang merajut asmara
Mendendangkan kepiluan disetiap tarikan bibir
Laksana peti yang mengasihi tumpukannya
Bila keduanya dihantam lilitan cemeti
Hanya senyumlah yang menyungging
Memamerkan keagungan roh cinta
Sepasang kekasih itu telah mematikan dunia nyata
Ia lebih memilih menepi di alam mimpi
Untuk merenggang suluk kesucian cinta
Polewali Mandar, 14 April 2019
KERINDUAN MENUNTUN TAKDIRKU
Karya: Gusman Azis
Pagi menampakkan sinar berwarna kuning
Ke atas kubah malam yang berwarna nila
Sementara matahari terbangun dari tidurnya
Ia melukiskan warnanya semerah mawar
Tapi semua itu tak ubahnya bunga di musim gugur
Menyerah pada layu dan menguning lalu jatuh
Lembah kerinduan menampungku di akar jiwa
Cinta seakan memetakan jalan hidupku
Menuju garis yang telah ditetapkan takdir
Kerinduanku padamu takkan pernah padam
Ia seperti lilin yang rela melumuri cahayanya
Meskipun kuningnya akan menyisakan tumpukan putih
Polewali Mandar, 12 April 2019
PAGI MENARIK CINTA
Karya: Gusman Azis
ketika pagi, sebelum mentari membangunkan daun-daun
gumpalan putih muncul sebagai kabut
yang terjun dari puncak
mengambang bersama angin yang membeku
bercengkerama dengan sedikit
aroma bunga yang muncul dari telaga
begitu mentari muncul, gumpalan putih semakin berkilau-kilau
dan cahaya kuning emas surya mencacah
jalanan kerikil yang berkelok-kelok
menggeliatlah daun-daun mungil menyapa datangnya pagi
bersama celoteh kukila, kampungku menggigil
di malam hari menjadi hangat di pagi hari
Polewali Mandar, 11 April 2019
DI SANA DAN DI SINI
Karya: Gusman Azis
di sana menyaksikan
kepulangan senja dan
menanti kedatangan cinta
yang disisakan jejaknya
untuk membimbing kata
dengan penuh kehati-hatian
di sini terlihat cahaya dan asap itu
enggan berpihak pada tembok
menghampiri juga meninggalkan
ketika kata "usai" meredup untuk
menyandarkan cinta di tembok itu
Polewali Mandar, 10 April 2019
LUKA MENGADU PADA SENJA
Karya: Gusman Azis
senja menghimpit luka lalu berkejaran
dengan rindu, merambat kemilaunya yang
kesemuan di atas peraduan langit kelam
aku menepi meneguk rasa yang bermuara
memandangi senja yang memeluk malam
sesekali ia menyapaku dengan cahayanya
belum hilang, dia masih senyum kepadaku
apakah dia tidak pernah dihianati malam
entahlah, tidak seperti aku berselimut luka
belum hilang, dia masih menyapa lukaku
apakah dia tidak tau akan keterpurukanku
entahlah, aku masih di sini mengasuh luka
Polewali Mandar, 8 April 2019
MENJANJIKAN YANG DIJANJIKAN
Karya: Gusman Azis
Beri aku cinta hatiku kehausan rindu
Ingin menulisnya dengan tinta putih
Menyambungnya dengan penyatuan
Aku di sini tepat di atas bukit menulis
Dia datang membisik kata merindu
Untuk menyusunnya menjadi cinta
Semua tumbuh di punggung harapan
Dasarnya akan menyangga rindu kita
Menyeruak mengahampiri malamku
Maka jadilah kisah di atas bukit
Menjanjikan yang dijanjikan rindu kita
Lalu dijodohkan doamu dan doaku
Polewali Mandar, 7 April 2019
NYANYIAN CINTA
Karya: Gusman Azis
terpatri tabir kerinduan mengoyak hati
maniak lembayung meneguk tegar
rindu mati sebab tak ada sapa darimu
asa memaksa ketaksaan tak berpihak
agar rindu berbaris untuk menggugat
perasaan itu kecewa mengukir rindu
rindu mendayu menggantung di hati
memahat nyanyian dalam keheningan
Perlahan samar-samar mulai nampak
semua rindu menyeruak menyampaikan
cinta yang mengakar di taman
aku tak ingin menyampaikannya dengan lenyap
Polewali Mandar, 5 April 2019
MENCINTAI DENGAN SEWAJARNYA
Karya: Gusman Azis
apa yang kau harap dari pencarian cinta
apa kau mengharap cuitan dari bualan itu
bualan yang mengasa menjadi belati
mencintai tak harus penuh dengan ambisi
dicintai tak harus penuh dengan paksaan
semua perihal memasang batas harap
cinta tak pernah menjanjikan kepastian
ia hanya memenuhi keinginan memikat
untuk memaksa satu bunga layu di taman
berilah cuitan yang tak menyakitinya
dan tak akan berbalik menyakitimu
karna ada masanya hati membunuh dirimu dan dia
Polewali Mandar, 4 April 2019
TANYAKU PADA MALAM
Karya: Gusman Azis
Aku duduk terdiam di sela gumam malam
Membasuh pucuk-pucuk aum cakrawala
Menyimak tanya yang memuncak kelam
Kupandangi tanya yang lalu-lalang merupa
Wujud-wujud berkejaran dengan ketiadaan
Namun tak ada titik temu yang tertuang
Mengapa tanya selalu memaksa untuk tau
Namun wujud itu tak mampu untuk jawab
Aku ingin menguliti tanya pada malamku
Semakin larut, ketiadan berkejaran hening
Apa sebenarnya yang ingin disampaikan
Alamku tak mampu mengurai tanya itu
Polewali Mandar, 3 April 2019
MEMBINGKAI RINDU PADA MALAM
Karya: Gusman Azis
aku bersilah meratapi sepi dalam sepiku
kupandangi keheningan yang berkejaran
dengan rindu di balik dinding berkabut itu
gelisah melumat inginku untuk mengabadi
mengusung tema potret sketsa wajahmu
pada redup malam di tepi harapanku
sesekali ia hinggap bertanya pada malam
entah kenapa rindu tak mau menyapaku
sementara hati ingin membingkai rindu itu
datanglah tanpa sekuncup kekecewaan
lembah peristiwa menyiapkan kepastian
untuk mengais rindu kita untuk disatukan
Polewali Mandar, 29 Maret 2019
KESATRIA UNTUK PERADABAN
Karya: Gusman Azis
mereka hanya dongeng tidur untuk anak
tentang kesatria abad pertengahan yang
berakhir buruk, semuanya dari abad itu
manusia modern selalu memuja kesatria
mengagungkan dongeng sebelum adanya
menyanyikannya untuk pengetahuan anak
keberadaannya mengeja tentang semesta
memecahkannya untuk manusia modern
membuat kesatria itu hidup dalam histori
peradaban selalu menyisakan kesatria itu
mengukir dalam pengetahuan di abad itu
anak tak lagi mencipta untuk semestanya
Polewali Mandar, 20 Maret 2019
SENJA
Karya: Gusman Azis
Senja jingga menangis di wajah cantiknya
Memangku sembilu mencincang harapan
Menangis di ujung belati yang menjanjikan
Senja merah menukik hati sebatas harap
Wajah cantiknya nan gemulai tidak lagi
Berubah menjadi bara merah yang menari
Senja menangis merambat pada samudra
Air matanya menyelimuti kelam hamparan
Menyiram hati yang tak mampu memutus
Senja mengadu pada perempuan di tepian
Mengabar waktu yang membunuh jarak
Wajah cantiknya semurung senja barat
Polewali Mandar, 18 Maret 2019
PELITA MENANGIS
Karya: Gusman Azis
Tegak terpatri pelita mengangkasa menghias
Mengakar kesakitan melepuh di ujungnya
Melingkar lilitan jarah pada hati nan rapuh
Kelabu tipis di bawahnya pelita menangis
Menerawang gulita bertebaran merambat
Cahayanya mengusik rindu tak terawat
Tatapnya teduh merekah di sudut tembok
Menggugat malam untuk rasa sakitnya
Membunuh siapa saja yang menitip kelam
Sepoi angin melembut mengatup di pelita
Menemaninya mengitari rindu terhampar
Rasa sakit meleleh di mata pelita menari
Polewali Mandar, 17 Maret 2019
KATA SEDERHANA UNTUK HATI
Karya: Gusman Azis
Hari menjemput hari berikutnya merapat
Menghampiri hati yang menanti harapan
Meleburkan rindu di mahligai penyatuan
Malam menjemput malam berikutnya riak
Menadah rindu yang menyatu dikemudian
Mengasuh kata dengan sederhana menghias
Hati menjemput hati berikutnya merindu
Merapatkan rindu yang belum tuntas lelap
Menyatu belaian setelah berkejaran jarak
Kata sederhana untuk hati yang menyatu
Merajutlah sebelum kata selesai menari
Setelahnya tumbuh hati yang sederhana
Polewali Mandar, 7 Maret 2019
RAHASIA SEMESTA
Karya: Gusman Azis
Menunggangi kencana menuju tak bertepi
Sunyi tampak bersepi namun tak hening
Biru udara lebam ditaburi aroma semesta
Bertandang di atas tirai langit yang meringkuk
Menambah kecaman terbelenggu
Terbengkalai penyangga rahasia semesta
Teduhnya menangis di mata rupa kukila
Membawa air mata menyiram lukis sedih
Tampak berderet urutan penggaris rahasia
Semesta memberi rahasia denyut waktu
Teleportasi ingin tahu menunggu dilewati
Namun air mata enggan membuka jalan
Polewali Mandar, 1 Maret 2019
IBU
Karya: Gusman Azis
di tanah rantau aku rindu suara nyanyimu
selalu berbantalkan air mata atas belaimu
meraba tidurku dengan dongeng malamku
hanya namamu ibu yang memangku rindu
sembilan bulan aku menumpang hidup di tubuhmu
teriakanmu tersengal untukku
selangkanganmu kau paksa demi hadirku
tubuhmu tak terurus demi asi untuk giziku
keriput menjalar kulitmu tak kau peduli
ibu, rindu semakin menghujaniku di rantau
dewasaku meronta merindukan elusan
tanganmu di kepalaku, maafkan aku ibu
Polewali Mandar, 27 Februari 2019
RAHASIA ALAM
Karya: Gusman Azis
aku ingin berada di samping lautan biru
berada di bawah bintang merah darah
dimana seharusnya kita berada melanjut
tak ada yang tahu mengapa bintang itu
berdarah merah muncul di angkasa
juga mengapa rasa manusia hampir musnah
tak ada yang tahu apa yang terjadi pada kami
mereka lenyap begitu saja
bersama udara dan kembali bermutasi
yang lain masih di sini gentayangan layaknya roh
tak mampu untuk melanjutkan
seolah alam mencaci berpaling dari kami
Polewali Mandar, 11 Februari 2019
DATANG NAMUN TAK TAU
Karya: Gusman Azis
tak ada yang aku jumpai selain semarak
anak cucu manusia pertama yang lalu-lalang
menghimpit di pusat perkotaan
tak ada yang merupa di antara mereka
bergandengan namun tak tau siasat yang
tumbuh, hanya dia dan mereka yang tau
setelah tersesat seperti seekor keledai
mereka dipulangkan matahari ke barat
masing-masing melepas diri untuk sendiri
sebenarnya dari mana datangnya mereka
untuk apa mereka datang saling mencari
kemana mereka setelah menemukannya
Polewali Mandar, 7 Februari 2019
RINDU YANG MENIPU
Karya: Gusman Azis
semua telah mengkiblatkan tipu daya
hati selalu mengabadi di beranda kosong
setiap rindu menoleh untuk saling mensiasati
keinginan tumpah mengalir menipu
menyuguhkan rindu yang berbeda, namun
rindu sama saja dari tiap suguhannya
entah rindu yang mana paling memikat
semua saling menipu satu sama lain
perangkap selalu siap siaga menantinya
di beranda kosong itu tak ada yang rindu
dari dasar hati, rindunya semata dari
perangkap yang menjanji namun menipu
Polewali Mandar, 3 Februari 2019
JANJI ITU TAK LAGI SUCI
Karya: Gusman Azis
kini kau menitip cinta yang bertopeng padaku
juga rindu yang palsu mengiris kesucian cintaku
retak sudah rahang sayap harapanku untukmu
aku sudah tak bisa lagi seperti burung
kukila yang menerbangkan rupa kicaunya di bawah senja
pohon-pohon telah rapuh dan kaki-kaki tak lagi mampu bertengger di sana
aku hanya bisa merasakan keanehan
ia mengetamku demi membebaskanku
dari kulit ari untuk kembali ke api suci
dulu janjimu kau sandingkan dengan janjiku di bawah payung senja
tapi kau perlahan mengubahnya dengan janji semerah darah
Polewali Mandar, 15 Januari 2019
KAU MEMATAHKAN KESETIAANKU
Karya: Gusman Azis
Singgasana yang kuletakkan di atas cinta
Kau patahkan kesetiaan yang menaunginya
Tak tersisa juga tulang rusukku retak olehmu
Tak akan lurus untukmu di atas satu jalan
Karena kau hadir mematahkan kesetiaan
Patahannya adalah rasa sakit yang menetap
Aku meminta wasiat dari diriku sendiri
Untuk menciptakan tulang rusuk yang tak
akan pernah patah oleh rasa sakit apapun
Tapi tetap rasa sakit dipatahkan air mata
Aku kembali memaksa meluruskannya
namun patah juga karena kau terlanjur menetap
Polewali Mandar, Januari 2019
BUKAN LAGI UNTUKMU
Karya: Gusman Azis
kau telah membuangku di kubangan itu
kubangan yang akan menyeretku ke dasar
dasarnya menguliti kisah yang aku rawat
kisah yang selama ini aku rawat di antara
deretan angka kalender, kini telah mati
bersama musim gugur, tak tersisa lagi
sudah semusim kau menghilang di daftar
catatan rinduku, sudah tak berpihak lagi
semuanya telah kembali seperti semula
meski demikian kau tetap catatan indahku
yang pernah menoreh kata-kata merindu
karenamu, aku tak lagi semurung senja
Polewali Mandar, Januari 2019
KEANEHANKU ADALAH CINTA
Karya: Gusman Azis
Wajahmu telah mengusap dinding rinduku
Perangaiku menguntit segala yang ada
Untuk menghadang terpaan di sisi gelap
Di bawah bulan sabit yang membelah diri
Tampak gelap ditutupi cahaya merahnya
Juga menandai diriku untuk tak berpaling
Posisiku kusandarkan di balik jendela
Menerjemahkan rasa aneh yang kuteguk
Namun cinta mengikat keanehan itu
Mungkin keanehan itu serupa dengannya
Sehingga tak mau diterjemahkan selainku
Malam semakin larut, tanya pun menajam
Polewali Mandar, Desember 2018
KEPADA RINDU DI TEPI SENJA
Karya: Gusman Azis
Disaat matahari merunduk di balik bukit
Cahayanya diserahkan pada senja jingga
Juga wajahmu disembunyikan ronanya
Tatapku gelisah dihimpit para pepohonan
Kecambah rambati bayangmu yang patah
Mengikut kepulangan senja pada malam
Pucuk-pucuk hitam mulai bermunculan
Hampa yang terjaga ditebarkan kerinduan
Di antara senja memalingkan cahanya
Atas nama cinta, butiran rindu kulepas
Demi memenuhi haus detak denyut nadi
Yang mengembara pada simbol romantis
Polewali Mandar, 23 Desember 2018
JIWAMU TAK LAGI SEPI
Karya: Gusman Azis
Kamana pun kau pasti menemui rindu
Ketika kau diikuti bias yang kosong
Ruas cinta mengujung pada ladang temu
Kadang kau merasa rindu tanpa rasa rindu
Tetapi cinta masih menanti pertemuan
Pencarianmu belum usai setelah tersesat
Pastilah cinta menemuimu setelah rindu
Mengikat isyarat untuk dua cincin perak
Jarimu tak lagi sepi setelah keduanya suci
Di situlah kau merasa baru dilahirkan
Kesucianmu tak lagi berbatas di penggaris
Jalanmu belum usai, tapi baru dimulai
Polewali Mandar, 19 Desember 2018
MENGENANG RINDU UNTUK CINTA
Karya: Gusman Azis
Cemara pun merindukan kehadiran angin
Yang menyambut setiap sentuhan sejuk
Di antara benih-benih daun mungilnya
Menyelinap berdampingan untuk jiwa kita
Untuk meletak harapan di altar penyucian
Menggantung titik untuk memulainya
Pada angin yang menutup malu
Pada tangkai yang tak lagi retak
Pada semesta yang tak mengujung
Di sini aku menanam rindu di tanah basah
Untuk kau saksikan dan untuk kau jaga
Menunggu datangnya hujan untuk aku petik
Polewali Mandar, 11 Desember 2018
MENGAJAKMU UNTUK SETIA
Karya: Gusman Azis
Aku gumpalan awan menjarah angin
Melupakan cara mengingat hujan
Melepas kesejukan di bawah bulan
Rindu kembali mengais di tepian
Untuk menancap di ujung jalan
Tumpukan meninggi manampung rindu
Apakah kita menyatu setelah pertemuan
Bermula dari malu lalu berakhir di pelukan
Maka mestinya setia mengakar di hati
Setelah takdir mengeja kedua nama kita
Pertemuan akan mengalir, sebagaimana
Air setia untuk alurnya menuju genangan
Polewali Mandar, 6 Desember 2018
MENITIP RINDU PADA BULAN PURNAMA
Karya: Gusman Azis
pada malam kulepas hening bersama rindu
gulana meremas cemas di wajah cahaya
bulan purnama menemani malamku
merambat bias di kelopak mataku untuk
menutupi gelisah yang kusut pada rindu
menggantunglah sajak rindu untukmu
apakah gelisah ini akan padam olehmu
setelah doa-doaku menajam dalam diri
bulan purnama, antarkan padaku penawar
setelah bulan purnama pamit pada malam
aku ingin menitip rindu padanya untukmu
kemudian fajar menyapaku dengan tulus
Polewali Mandar, 5 Desember 2018
BEBASKAN AKU DARI MIMPI
Karya Gusman Azis
Mengupas cinta pada ketajaman rindu
Retina menerjamahkan dalam kisah
Lipatan kenangan mulai membingkai
Rindu bermula mendekat di ujung petang
Lalu menjelajah mengikatari sang malam
Dan berakhir pada kejinggaan sang fajar
Sampailah dia melalui daun jendelaku
Membuka siluet mimpiku agar terbangun
Bersama dengan nyanyian ayam jantan
Dia membisikku," bangunlah kekasihku
Jangan kau melarung selendang mimpi
Sebab, di sana tak ada cinta menjanji"
Polewali Mandar, November 2018
MERAWAT RINDU YANG PERTAMA
Karya: Gusman Azis
langit semerah darah yang mengaliriku
lembayung menggantung di daun rindu
membelah kuncup makna mengangkasa
salju kuhadirkan di langit agar rindu tak
semerah langit di ufuk barat, namun kan
kusematkan pada darahku untuk mengairi hati
kidung alam bawa sadarku tak lagi memihak ego
sebab kau menggerayangi titik tumpuku
udara pun menyegarkan senyumanku
sudah banyak rindu bertebaran menukik
bersembunyi di balik topeng kepalsuan
namun, perisai telah kutanam untuk menjaga rindu pertama
Polewali Mandar, November 2018
SEPUTIH KERTAS
Karya: Gusman Azis
kuseret penaku untuk mengayun tinta
di atas selendang putih kurakit hitam
untuk merekatkan teduh senyummu
rindu, cinta dan tangis semuanya
bertemu jadi satu di antara awal kata
dan akhiran titik, di tengah ada senyum
sangat hati-hati kueja untuk semuanya
agar mendung tak akan menghapusnya
petir pun tak akan menyambar kilatnya
kehadiranmu telah menopang pikirku
menguatkan ejaanku agar tak pudar
meski yang terlihat hitam, namun dasarnya sesuci putih
Polewali Mandar, November 2018
KAU AKHIRI SEDANG AKU BERTAHAN
Karya: Gusman Azis
Asa mencolok sebatas menutup titik temu
Menggelinding dalam lamunan gundah
Menuntaskan segala yang mengurung
Namun kesudahan menepi untuk memulai
Harap bertandang dalam tirani penantian
Menyusun rencana romansa menumbuh
Berkesudahan kau lontarkan demi sesaat
Tak kau pikirkan lamunan yang merebah
Sementara berkelanjutan aku paksa
Kekasihku, dalam rantai jalinan cinta
Rencana haruslah memantapkan diri
Untuk mengokohkan persuntingan cinta
Polewali Mandar, November 2018
BERTUALANG SEPERTI PECAHAN CERMIN
Karya: Gusman Azis
Aku tarik anak panah untuk robohkan resah
Pecahannya aku pungut untuk merawatnya
Kelak ia akan tumbuh menjadi cermin yang selalu tersenyum
Meski kesakitannya selalu terpenuhi
Keterpurukannya sering kita abaikan
Tapi tetap, ia selalu merawatnya berdampingan
Di kaki malam merayap menyusuri fajar
Menangkap temaram di rimba gulita
Tanda petualang menyudahi kelam
Sampai di permukaan cermin melanjutkan tualang
Ruas denyut waktu di tuangkan ke dalamnya
Untuk bermukim di permukaan kilaunya
Polewali Mandar, November 2018
MENANAM MAKNA DI TANAH BASAH
Karya: Gusman Azis
Ribuan kata telah kutimbun di atas tumpukan jerami
Kutelusuri makna yang mewangi bak kasturi
Untuk kutanam di atas tanah yang basah
Sejak epilog yang merindu di awal musim
Hingga prolog memeluk cinta di ujung belati
Melipat rapih tanya yang menemukan rindu
Semburan sinarnya mulai memudar di bibir langit
Saatnya berkemas memagar makna yang berhamburan
Sebelum ranting melepas diri dari dahang
Setelah musim mengadu untuk kepulangannya
Pelangi mengunci kata agar makna seanggun warnanya
Akhirnya rindu disemayamkan di laman tanah basah
Polewali Mandar, November 2018
WAJAHMU TELAH MERAPAT DI KALBUKU
Karya: Gusman Azis
kekasih...
rindu baru saja menjilati darahku
merahnya sepekat bunga mawar
Mengaliri nadiku di sekujur tubuh
sandingan jantung dan hatiku
kukawinkan keduanya atas rindu
menuju di kedalaman kalbuku
kekasihku...
setiap rindu yang bertamu padaku
tak ada satu pun yang mengapung
sebab wajahmu selalu menghardiknya
di halaman rumah kalbuku untukmu
kutimang rindu yang menelusuri alur darahku, akan selalu setia membawamu
Polewali Mandar, November 2018
PRAHARA RINDU
Karya: Gusman Azis
Bola jingga mengemas anggun selendang
Jilatan sutra bermesraan dengan siluet
Lentera bergelayut menenum remang rona
Lonceng asmara menggugah sari teratai
Bermekaran serbuk menguntum buaian
Jelaga embun mendayung menitip bulir
Kupu-kupu menepuk sayap mengendap
Nikmati kesuraman langit yang menari
Meruap di reruntuhan pandang menukik
Di batas kilas bola jingga menuju bayang
Mantra membuih memecah ruas gelisah
Selayak menggenggam prahara rindu
Polewali Mandar, 30 Oktober 2018
MENUNGGUMU DI BIBIR JENDELA
Karya: Gusman Azis
Di bawah mambang kuning menitip harap
Tersisa ayunan rupamu menggantung
Hingga berpagut menyulut senyuman
Kaca jendela menanti kabut di kilas mata
Mengecup senyap yang berkepanjangan
Mengajak berbincang di wajah sunyi
Garis-garis melingkar selaras harap pecah
Menjarah kristal dalam bulir air mata
Menenum gaung kerinduanku padamu
Di senyuman jendelaku menanti hadirmu
Menerjemahkan rindu yang menumpuk
Lewat senyap menyeka hening senyum
Polewali Mandar, 24 Oktober 2018
ISYARAT DERITA
Karya: Gusman Azis
Kenangan menjadi jalan pulang saat rindu
Denting galak tawamu sisakan jejak
Penawar luka menjerit di punggung hianat
Rindu menyergapku di beranda pesakitan
Maskulin mewangi basahi lensa peristiwa
Mengayun serintik dahaga yang sekarat
Kecupan mahar di putik bibir merahmu
Pamit dengan seuntai lika-liku darahku
Menyulap manja menjadi isyarat derita
Tatapan hitam mengikrarkan labirin hati
Rindu tak lagi mengaksara di tawamu
Kini perkampunganku enggan mengasuh
Polewali Mandar, 23 Oktober 2018
KUTUKAN PAHATAN ARCA
Karya: Gusman Azis
suatu Jalan kristal menuju tempat rahasia
makam yang ada goa airnya di bawah
kubah langit, selatan awan warna-warni
suatu Jalan kristal menuju tempat rahasia
musim semi tempat kehidupan kembali
puncak tempat gelimang rahasia alam
sebuah gunung tempat alam melingkar
kutukan memunggung di pahatan arca
tulang memadat memudarkan putihnya
medan magnet menyihir cekungan tebing
mendaki gunung pedang dan mencebur
ke dalam lautan api, tak mematuhi dewa
Polewali Mandar, 13 Oktober 2018
PERMAINAN DEWA
Karya: Gusman Azis
Tangga tulang menuju istana emas
Angin menggetarkan menara dewa
Sembilan langit hitam melintasi abad
Dewa tinggi ribuan kaki melindungi mahkota raja
Kekasihku memasuki gunung mengusir iblis
Aku menemaninya di tepian sungai
Rumah dewa membacakan aksara kuno
Bergantian bergelayut di sisi hitam dan putih
Alunannya menggetarkan dasar bumi dan kaki langit
Ritualnya dimainkan dalam sekerlip mata
Semua kehidupan bertumpu padanya
Digenggamnya sampai tiba masanya diremukkan
Polewali Mandar, 8 Oktober 2018
LENTERA MENUNTUN HATI
Karya: Gusman Azis
Aku terasing disekat geming yang bergetar
Siul menangga membius selaksa batinku
Alunannya mendayu memekarkan ketenangan
Laraku endapkan jiwa yang mudah merapuh
Tatapanku tak lagi selaras dengan larasati
Petala hatiku mulai memisah dari bayangnya
Namun lentera enggan menjemukan suasana
Sumbunya memunggung di ujung rinduku
Bayang semu tentangmu menerangi senyumku
Kekasihku datanglah sebagai perangkai rinduku
Lentera menuntun hati di atas mahkota
Sudah terbujur pundakku untuk kau menetap
Polewali Mandar, 6 Oktober 2018
SECAWAN TINTA UNTUK KANVAS
Karya: Gusman Azis
Senyummu mengeja rindu di atas kanvas
Membuat permukaan sehalus tenun
Juga sehalus sutra dan sebening kristal
Kupinjam warna-warni dari secawan tinta
Agar isyarat menanti tak sukar dan curam
Warna pun memahkotai kanvas untuk rindu
Sangat jelas warnanya memicu rindu
Cerahnya membuyarkan jejak sulaman luka
Untuk menghunjam akar sketsa senyummu
Bagai angin pantai menyejukkan ombak
Suaranya mengawinkan rindu dan senyum
Kini laksana ikatan abadi di atas kanvas
Polewali Mandar, 24 September 2018
NYANYIAN 45
Karya: Gusman Azis
Denting syair kemerdekaan bergelayut
Mengumandangkan mantra di pusat perkotaan
Untuk menggantung harapan di puncak monumen
Di tepian selatan, utara, timur dan barat
Pulau-pulau bersilah memangku tradisi
Menyatukan kasih dalam sayap Pancasila
Meski kita berada di atas tanah merdeka
Semangat juang harus mengalir di nadi
Sebab nenek moyang kita menitip jejak
Setelah bangunan tua memudar di pinggir kota
Juga pepohonan rimbun di kaki gunung
Teruslah mengabar teka-teki kehidupan
Polewali Mandar, 21 September 2018
KESAKSIAN SAJAK
Karya: Gusman Azis
Di sudut peristiwa kau datang bertamu
Mengetuk kekhawatiran yang aku rawat
Tak ada yang aku sesali romansa itu
Aku berjinjit menyambut senyummu
Aku membungkuk memeluk rindumu
Aku bersilah mengarak berandamu
Tapi tidak dalam nyata lamunanku
Melainkan dalam halusinasi resahku
Sementara hati menggugat kepastian
Kemana lagi aku harus mengembara
Hati tak ingin lekas meninggalkan jejak
Mungkinkah kau mengakui kedatanganku
Polewali Mandar, 10 September 2018
MENGIKRARKAN CINTA
Karya: Gusman Azis
Aku biarkan hati mengikut di keunikan cinta
Yang menuntunku untuk menemukan sumber rindu
Membuat sekitarku kelabu tipis dan jarum jam bergerak cepat
Rasa ingin mengasihi masih bersembunyi
Untuk mekar di musim semi yang sejuk
Juga dindin tembok dirindukan langit-langit
Wajahmu selalu kutunggu di balik kaca jendelaku
Membuat ruangan dipenuhi aroma rindu
Merebak penciumanku menyegarkan hati
Saat kupalingkan badan di atas permadani
Sinar jelitamu menggantung di daun mataku
Aku ingin kau mengikrarkan cinta di nisan
Polewali Mandar, 15 Agustus 2018
HADIRMU TAK KESENGAJA
Karya: Gusman Azis
Dalam lamunan terlintas wajah perempuan
Yang menajam tapi terlihat teduh
Getar tiba-tiba menggelepar tidak jelas
Terdiam meresapi getar-getar memecah
Menjalar wajahnya memerah di lesung pipi
Ada rasa rindu yang menggebu di dasar hati
Tanpa kata juga adalah jalan pintas untuk
Memupuk keindahan rona wajahnya
Bukan semata pertemuan yang mengujung di bibir
Senyum mengembang dan pipi semerah jambu
Di situlah cinta mulai mengakar untuk rindu
Tidak pernah aku sengaja meletekkannya
Polewali Mandar, 7 Agustus 2018
BUATMU KEKASIH
Karya: Gusman Azis
Sepotong senja buat kekasihku
Iya, potongannya kulipat rapih
Sebab potret mengurungnya
Gulungan ombak menyapu bayang
Diikuti senja dari belakang
Aku menawarkannya pada kekasihku
Potongan senja itu aku kirim
Melalui kepulangan awan
Untuk mempersunting kekasihku
Sebagaimana hujan berawal
Lautan dan awan dikawinkan
Keduanya untuk memotret senja
Polewali Mandar, 4 Agustus 2018
MEMELUKMU TANPA ISYARAT
Karya: Gusman Azis
Aku ingin memelukmu tanpa isyarat
Sebab rindu selalu dituntun kaki
Untuk berpasangan mengayuh
Aku ingin memelukmu tanpa isyarat
Sebab rindu selalu dituntun mata
Untuk berpasangan membias
Aku ingin memelukmu tanpa isyarat
Sebab cinta selalu dituntun kaki
Untuk menyatukan keduanya
Aku ingin memelukmu tanpa isyarat
Sebab cinta selalu dituntun mata
Untuk menyatukan kedipan
Polewali Mandar, 26 Juli 2018
AKU DENGAN KEKASIHKU
Karya: Gusman Azis
Rindu tergeletak pada pangkuanmu
Meraba selangkangan hingga gemetar
Lekuk tatapanmu halai-balai tak terurus
Lontaran bualanmu menghasut rindu ini
Merintih jejakku kau tutupi dengan tipuan
Rindu yang kau titip perlahan mulai buram
Terlalu labil aku bersenggama denganmu
Sampai benih rinduku sudah tak terurus
Rindu yang kau titip hanya kepalsuan
Kepada siapa aku mengirim mantra
Kekasihku sudah memutus benang itu
Sesat sudah nampak di ujung sana
Polewali Mandar, 20 Juli 2018
PELITA RINDU
Karya: Gusman Azis
Aku menjelma dirimu menjadi rindu
Cukup piawai inginku menuntunmu
Sementara hati tak mempunyai tameng
Aku mengendarai rindu yang terlantar
Menelusuri kebengisan dalam sunyi
Wasiat itu telah nampak dari matamu
Aku berperang atas rindu dalam sepi
Melawan cahaya pelita yang samar
Jejakku mati tanpa pelita yang kau titip
Aku menuntaskan rindu yang tersesat
Kelak dirimu akan menjadi pawang
Di dermaga itu, kini dan setelahnya
Polewali Mandar, 17 Juli 2018
KOTA KECILKU
Karya: Gusman Azis
Semesta menelanjangi sekitarku
Mengabarkan cahaya yang menolak
Keheningan mati di kota kecilku
Keberadaanku menunggu cahaya
Dari nenek moyang kami tentang alam
Untuk aku kabarkan teka-teki kehidupan
Kesaksianku pada perjanjian sakral
Membuat malam dan siang ingin menyatu
Mereka memasung gelap dan terang
Suara aungan alam membisik pada kabut
Menyampaikan kata dalam kalimat
Tak ada kehidupan yang membantah
Polewali Mandar, 15 Juli 2018
KATA DAN KALIMAT
Karya: Gusman Azia
Kata dan kalimat muncul dari tanganku
Berurutan bersama dengan rasa dingin
Musim gugur aku hadirkan di langit
Aku kedinginan walau kata sudah bermula
Di bawah cahaya lampu agak remang
Sakitarku kelabu tipis temaram mengusik
Sendu juga tampak senja yang sunyi
Belum dikerukupi selimut malam menari
Seperti riuh dihentak-hentak angin
Kalimat tidak lagi hitam yang utuh
Sudah berganti ke siklus yang hidup
Kata dan kalimat menjanjikan musim
Polewali Mandar, 12 Juli 2018
MENJELMA KEPASTIAN
Karya: Gusman Azis
bangunku menyapa kebisingan mendayu
membuka tirai kehidupan yang mengurai
aku beranjak menghampiri namun usai
aku memaksa untuk mengajukan jeda
agar nyanyian melanjutkan perjalanan
tempatku barat di Suremana dan Sendana
pohon menari dimainkan gelombang
gagasan dan harapan yang hinggap
dilintasi hembusan aroma dari pojok dusta
marjinalisasi dunia mereguk ke dasar
bermula dari aksi berakhir pada dampak
ah, rasanya aku jatuh dan terperangkap
Polewali Mandar, 27 Juni 2018
DATANGMU PULANGKU
Karya: Gusman Azis
Sebilah kata menjelma kalimat
Menyabet kertas sekali tebasan
Tinta merintih memaksa bermain
Datanglah sebelum perhelatan dimulai
Tinta ini tak akan menari tanpamu
Sembilu meraja pada ubun-ubunku
Perhelatan ini menuai rindu
Kupenjara dirimu dalam ingatku
Agar nyanyian sajak tak usai
Di sudut ruangan yang kumuh
Kuselesaikan kalimat yang merindu
Datangmu menuntaskan pulangku
Polewali Mandar, 15 Juni 2018
TIDAK LAGI DENGANMU
Karya: Gusman Azis
Menatapmu terhenti setelah meracuniku
Hadirmu membuat kisahku tak terurus
Penawar yang utuh sulit aku temukan
Terlalu sakit membunuh rindu yang masak
Kejammu mematahkan tulang rusukku
Sampai phobia mengikuti aliran darahku
Aku memungut air mata jatuh dari cermin
Senyummu pecah melukai harapanku
Tersisa janjimu senyap berkepanjangan
Ikatan yang kau janjikan perlahan mati
Sakitku membuat ingin mengubah haluan
Bukan untuk denganmu tapi dengannya
Polewali Mandar, 13 Juni 2018
AWAL MENGENALNYA
Karya: Gusman Azis
Entah dari mana aku mulai mencintainya
Sejak jalanku dipenuhi gulungan realitas
Kecintaan itu mengoyak rindu yang tanya
Semua merengek aku gemulai menyudut
Memasung cinta yang tersaji di atas rindu
Untuk mengulung tabung hati yang menari
Bertebaran tanya yang tak mau memihak
Menyulam batang makna menjadi tangkai
Mekar cinta dan rindu menjauh dari alibi
Cinta ini masih berlanjut mengolah rindu
Untuk berkelana menuju realitas hidupku
Inilah awal jalanku untuk mengenalnya
Polewali Mandar, 8 Juni 2018
MENYAMPAIKAN RINDU
karya: Gusman Azis
sepi menelanjangi diriku di sudut rindu
menggulung jarak yang meringkuk ke tepian
sementara dekapanmu tenggelam
rinduku melumat batin terkoyak olehmu
menggema gelisah pada denyut waktu
gumamku lenyap namun ingin memeluk
pandangku hanya tertuju pada biasmu
yang merayap menghampiri tak memihak
rindu semakin memaksa menghampirimu
kuselesaikan rindu yang berdebat dengan
jarak, agar waktu memicu resah di batin
akhirnya rindu mengakar untuk tumbuh
Polewali Mandar, 2 Juni 2018
NASIB BUKAN PENENTU
Karya: Gusman Azis
pemuda primitif menyeberangi batas harap
untuk bermuara mementaskan yakinnya
menggantung cita-cita di atas belantara
pelangi menuntun bertualang di angkasa
tekat menguliti kabut yang tak sempat
disampaikan awan pada celah dinding tebal
membingkai sampul dunia hiasi nurani
mimpi dan harapan mengapung di atas air
terjun kehidupan, mengasanya merajut
tak satu pun cacian menghalangi peristiwa
sebab nasib bukan penentu arah harapan
langkahmu nampak di sana melambai
Polewali Mandar, 23 Mei 2018
KERAKUSAN EGO
Karya: Gusman Azis
Aku tak mau kau mengusik asapku
Katakanlah kau menyukai pembakaran ini
Kelak akan menghiasi ruang idemu
Untuk kau peruntukkan di tanah leluhur ini
Aku di sini menanti dengan asap yang
Melepuh Pada pembalakan liar itu
Polewali Mandar, Mei 2018
BIOGRAFI PENULIS
Gusman Azis lahir 22 Juni 1996 di Polewali Mandar Sulawesi Barat, anak pertama dari pasangan Azis dan Norma. Mengenyam pendidikan di SDN 041 Pundambu, Polewali Mandar, SMPN 2 Campalagian, Polewali Mandar, SMKN 2 Campalagian, Polewali Mandar, melanjutkan pendidikan tahun 2014 di Universitas Negeri Makassar, jurusan Sastra Indonesia. Sejak itu ia mulai menulis karya sastra terutama puisi, tapi tidak sampai selesai karena faktor ekonomi, tahun 2016 ia kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Al asyariah Mandar jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Aktif mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia HIMAPBI. Mengikuti beberapa antologi puisi bersama, antara lain: Syair Pengembara Cinta, Ada Puisi Dalam Secangkir Kopi, dan Sajak Langit. Ia juga mengikuti beberapa lomba menulis puisi, di antaranya pernah mendapat juara 3 dalam lomba menulis puisi tingkat nasional yang diadakan Penerbit Mandiri Jaya Subang dan diterbitkan dalam kumpulan puisi bersama Kidung Rindu. dan ia juga pernah mendapat juara kategori penulis terbaik dalam lomba cipta puisi tingkat nasional yang diadakan Kosana Publisher. Penulis dapat dihubungi melalui nomor ponsel: 082341064662, whatsapp: 082341064662 dan email: gusmangembel@gmail.com.
SINOPSIS ATAU BLUR
jika kematian merenggutku
maka cinta merindu untuk keabadianku
dan ia selalu merindu yang telah terjadi
juga yang sedang terjadi
bahkan yang belum terjadi di alam semesta
maka terciptalah keabadian
aku ingin seperti kematian
bersua dengan nisan hanya untuk cinta
meski Tuhan kembali menitip jenuh
rindu dan cinta berdampingan
dari kata dan kalimat yang kekal
menuju ketetapan takdir langit ketujuh
sesungguhnya ia berpusat di wahyu-Nya
-Gusman Azis-
Komentar
Posting Komentar